Nana gadis kecil yang cantik dan baik hati. Ia anak tunggal dari pasangan saudagar kaya raya. Sejak dari lahir Nana sudah sangat berkecukupan dan tidak kekurangan apapun. Setiap ada mainan keluaran baru, Nana selalu mendapatkannya. Banyak teman-teman Nana yang iri terhadapnya baik di sekolah maupun di lingkungan dia bermain. Teman-temannya melihat, Nana selalu mendapatkan apa yang dia mau. Namun tidak banyak yang tahu bahwa Nana adalah anak yang dididik ketat oleh orang tuanya.
Sejak dari kecil Nana selalu diajarkan orang tuanya sopan santun dan tata krama. Meskipun Nana selalu mendapatkan apa yang diinginkannya, orang tuanya selalu mengajarinya agar mendapatkan segala sesuatu dengan kerja keras. Contoh nya ketika Nana ingin mainan baru, Nana harus rajin belajar agar nilai raportnya bagus dan dia bisa mendapatkan apa yang dia mau. Ketika Nana ingin bermain juga harus izin terlebih dahulu kepada orang tuanya. Ia tidak boleh sembarangan berbicara yang tidak sopan ke setiap orang. Belajar memaafkan orang lain dan menghormati orang yang lebih tua darinya.
Suatu hari saat disekolah, ketika siswa-siswa belum begitu banyak yang datang, Nana sudah terlebih dulu sampai ke sekolah diantar oleh pak supir yang diminta oleh orangtuanya untuk mengantar Nana ke sekolah. Ketika Nana sampai di kelas, di ruangan hanya ada beberapa anak saja. Nana duduk di barisan meja pertama, tepat di depan meja guru. Ketika Nana meletakkan tasnya, dia melihat seorang temannya yang sedang duduk di kursi belakang. Namanya Mike, dia anak yang pendiam. Tidak ada yang mau berteman dengannya karena dia sangat penyendiri.
Nana yang lugu dan polos selalu menyapa Mike setiap hari, walaupun sering tidak pernah dihiraukan oleh anak itu.
“Halo, Mike, selamat pagi,” sapa Nana.
“Selamat pagi” balas Mike.
Nana tersenyum, akhirnya Mike mau berbicara kepadanya. Sebenarnya Nana juga tidak memiliki banyak teman di sekolah, teman-temannya hanya suka karena Nana sering berbagi makanan dan mainan yang dibawanya dari rumah.
Setelah pelajaran pertama selesai, bunyi bel istirahat terdengar. Seluruh anak-anak pergi keluar untuk bermain, tapi ada juga yang hanya berdiam diri di kelas menikmati bekal yang dibuatkan oleh orangtuanya. Nana tidak keluar bermain karena dia tidak suka bermain kotor dan keringatan. Selain itu orang tuanya juga selalu mengingatkan dirinya agar tidak berperilaku yang tidak baik di sekolah. Sehingga ia lebih sering di kelas makan bekal yang disiapkan orang tuanya.
Karena Mike juga tidak mempunyai teman, ia hanya duduk saja di kursinya sambil menggambar. Nana berinisiatif menawari bekal roti isi yang dibawanya dari rumah.
“Apa kau mau roti isi?” Nana menawarkan bekalnya.
Mike lalu mengambil nya. “Terima kasih,” balas Mike.
“Sama-sama,” ucap Nana.
Sejak hari itu mereka menjadi teman baik meskipun tidak banyak yang menyukai mereka karena iri atas sesuatu yang tidak dimiliki oleh teman-temannya.
Mike juga semakin aktif di kelas, ia sudah tidak sering menyendiri lagi karena Nana selalu mengajarinya agar mau berteman dengan teman yang lain. Nana selalu meminta Mike agar memaafkan teman-teman yang nakal dan sering mengucilkannya. Mereka juga sering bertukar cerita tentang keseharian mereka di rumah setelah pulang sekolah. Bahkan mereka belajar bersama dirumah mereka secara bergantian. Teman-teman mereka juga sudah mulai mau berteman dengan tulus seiring waktu berlalu. Itu semua karena kebiasaan hidup baik yang mereka jalani setiap hari. Dan akhirnya mereka semua menjadi teman yang baik. Tidak ada rasa iri, dengki apalagi mengucilkan sesama teman di kelas. Mereka semua menjadi teman yang saling mengasihi sesama.
TAMAT
Cerpen dan ilustrasi oleh Yizreel Wahyu Honorius Siahaan siswa kelas VIII tahun 2022
Editor oleh D. Rakhmad Effendi. SE
Cerpen ini di buat sebagai tugas dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
Yizreel Wahyu Honorius Siahaan adalah seorang anak yang menyukai catur. Pernah beberapa kali ikut dalam kompetisi olah raga yang menjadi hobinya itu. Kini ia bersekolah di SMP Bina Utama Pontianak kelas VIII.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar