Ibnu, Vera, dan Santo adalah tiga
sahabat yang suka bermain dan menjelajah suatu tempat. Suatu hari mereka menemukan sebuah tempat
bermain yang sudah tidak berpenghuni lagi. Tempat itu terlihat seperti taman
bermain yang ditinggalkan, dengan ayunan yang berkarat dan jungkat-jungkit yang
patah. Namun, yang menarik perhatian mereka adalah labirin yang terletak di
tengah-tengah taman.
Labirin itu terlihat sangat
sederhana, dengan dinding-dinding yang rendah dan jalan yang lurus. Mereka
berpikir bahwa labirin itu akan sangat mudah untuk dilewati. Namun, setelah
mereka memasukinya, mereka menyadari bahwa labirin itu tidak seperti yang
mereka bayangkan.
Cuaca mulai berubah, dengan awan
gelap yang berkumpul di langit dan angin yang semakin kencang. Mereka mulai merasa
takut dan tersesat. Mereka berteriak-teriak, tapi tidak ada yang bisa mendengar
satu sama lain.
Ibnu dan Vera akhirnya bertemu
kembali setelah beberapa jam mencari. Mereka memutuskan untuk mencari jalan
keluar bersama-sama. Namun, setelah beberapa jam berjalan, mereka masih belum
menemukan jalan keluar. Mereka mulai merasa lelah dan putus asa.
Tiba-tiba, mereka menemukan Santo
yang pingsan di sudut labirin. Mereka syok dan khawatir, tapi mereka tidak bisa
melakukan apa-apa selain menunggu Santo sadar.
Setelah beberapa menit menunggu,
Ibnu dan Vera memutuskan untuk mencari jalan keluar. Mereka bertemu dengan
seorang yang pernah terjebak di labirin itu sebelumnya. Orang itu mengatakan
bahwa hanya dia sendiri yang selamat dari lima orang yang terjebak di labirin
itu.
Mereka juga bertemu dengan
seorang nenek tua yang menggunakan baju kebaya. Nenek itu memberikan mereka
petunjuk untuk keluar dari labirin, tapi mereka tidak mempercayai kata-kata
nenek itu. Ibnu, sebagai pemimpin kelompok, memutuskan untuk mempercayai
kata-kata nenek itu dan mengikuti petunjuk yang diberikan.
Mereka harus mengalahkan seorang
lelaki yang mereka temukan di labirin itu dengan cara mengurungnya dalam ke
dalam jebakan. Mereka mencari lelaki itu selama lima jam, tapi tidak
menemukannya. Akhirnya, Vera menemukan lelaki itu bersembunyi di balik box
kayu. Mereka mengejar lelaki itu sampai dia menyerah, lalu mereka mengikatnya
dan membawanya ke nenek tua.
Nenek tua itu memberikan mereka
kunci labirin sebagai ganti lelaki itu. Dengan kunci itu, mereka bisa membuka
pintu labirin dan keluar dengan selamat. Mereka merasa lega dan bahagia setelah
berhasil keluar dari labirin misterius itu.
Mereka berjanji untuk tidak
pernah melupakan petualangan mereka di labirin itu dan untuk selalu berhati-hati
dalam menjelajah. Mereka juga berterima kasih kepada nenek tua yang telah
membantu mereka keluar dari labirin.
TAMAT
Cerpen : Choky
Christian Romora Sianturi Ilustrasi : Choky
Christian Romora Sianturi menggunakan Meta.AI |
Editor
: D. Rakhmad Effendi. SE |
Cerpen
ini dibuat sebagai tugas literasi untuk kelas IX |
TENTANG PENULIS
Choky Christian
Romora Sianturi, berumur 16 tahun. Hoby bermain badminton. Saat ini duduk di
kelas IX SMP Bina Utama Pontianak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar