DESA YANG SEPI

 



Pada suatu hari Alex sedang bersiap-siap untuk melakukan kegiatan yang rutin ia lakukan, yaitu bertani. Sebelum itu Alex ingin menjumpai Vano untuk ke sawah bersama agar mendapatkan uang untuk pergi ke kota. Di rumah Vano, Alex dengan keras memanggil sahabatnya itu.

"Vano!” teriaknya Alek. “Ayo kita ke sawah!"

"Sebentar!” balas Vano dari dalam rumah.

Tidak lama kemudian Vano keluar dari rumah. Akhirnya mereka berdua berjalan menyusuri jalan desa yang masih lengang. Sesampainya di sawah mereka langsung bekerja. Sawah itu merupakan peninggalan almarhum ayah Alex.

Mereka berkerja keras agar bisa mendapatkan uang lebih banyak agar bisa ke kota bersama. Setelah mereka selesai memanen hasil pertanian, keduanya langsung pergi untuk dijual ke kampung sebelah yang penduduknya lumayan ramai. Siapa sangka setelah mereka menjual hasil panen hari itu, hasil pertanian milik alex lebih banyak terjual. Vano dengan muka yang cemberut melihat jualannya yang mendapatkan uang lebih sedikit.

Setelah mereka pulang di otak Vano berputar niat jahat yaitu ingin mengambil uang milik si Alex secara diam diam. Sesampainya Vano di rumah Alex, ia membuka pintu rumah yang kebetulan tidak dikunci. Vano mendapatkan uang itu kemudian mencoba kabur, tapi tanpa Vano ketahui ada Alex yang melihatnya dari tadi.

"Vano, apakah tidak ada cara lain yang bisa kau lakukan?” ucap Alex. “Kita hanya berdua di desa ini, kita bisa mengumpulkan uang itu bersama-sama, kau tidak harus mencuri,"

"Aku ingin cepat-cepat keluar dari desa kecil ini,” jawab Vano. “Aku capek bertahan. Sudah tiga tahun aku di sini.”

Alex hanya diam, kemudian ia menarik tangan Vano.

"Vano apakah kamu sadar aku lebih lama di sini dibandingkan kamu yang baru tiga tahun,” ucap Alex. “Aku juga ingin keluar dari desa ini."

Vano terdiam sejenak, ada penyesalan dalam hatinya. Akhirnya Vano memutuskan untuk mengembalikan uang yang diambil nya tadi. "Ini alex, maafkan aku sudah bertindak seperti ini."

"Tidak apa-apa Vano.” Balas Alex. “Lagi pula sebentar lagi uang terkumpul kita bisa pergi ke kota." Vano tersenyum kecil.

       Satu Minggu sudah berlalu uang mereka sudah terkumpul cukup untuk pergi ke kota dan meninggalkan desa yang terpencil itu. Setelah sekian lama Alex dan Vano mencari uang agar bisa ke kota. akhirnya moment yang ditunggu tunggu sudah tiba.

TAMAT

 

 

Cerpen : Hani Aryanti

Ilustrasi : Hani Aryanti menggunakan Meta.AI

Editor : D. Rakhmad Effendi. SE

Cerpen ini dibuat sebagai tugas literasi untuk kelas IX

 

 

TENTANG PENULIS

Hani aryanti, seorang murid dari SMP BINA UTAMA Pontianak. Saat ini sedang duduk di kelas IX. Mempunyai hobi bermain bulu tangkis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMP BINA UTAMA PONTIANAK TAHUN AJARAN 2025-2026

Halo, brother ! jumpa lagi setelah mimin cukup lama tidak menyapa. kini ada info baru tentang penerimaan siswa baru di SMP Bina Utama Pontia...