TERJEBAK DI TENGAH LAUTAN

 



Di tengah laut yang bergelora, sebuah kapal kecil bernama Mutiara berlayar dengan semangat. Di dalamnya, dua sahabat, Ridwan dan Raka, sedang dalam perjalanan menuju pulau impian mereka. Namun, badai tiba-tiba menghantam. Angin kencang dan ombak besar membuat kapal terbalik.

Ridwan dan Raka terdampar di atas papan kayu yang mengapung. Lautan luas di sekeliling mereka tak berujung. Dengan hanya sedikit makanan dan air, mereka harus bertahan. Ridwan, yang berjiwa optimis, berusaha menghibur Raka yang mulai putus asa.

"Ini hanya sementara, Raka. Kita pasti bisa keluar dari sini," kata Ridwan, meski dalam hatinya ia meragukan.

"Seharusnya kita jangan pergi, mungkin tidak akan seperti ini," kata Raka.

Hari berganti malam. Mereka berbagi cerita, mengenang kenangan indah bersama. Ridwan mulai merencanakan cara untuk menarik perhatian kapal yang melintas, sementara Raka mulai mengingat kembali keterampilan bertahan hidup yang pernah diajarkan ayahnya.

"Kita bisa membuat sinyal asap jika ada barang yang terbakar," saran Raka, matanya mulai berbinar.

Malam semakin gelap, dan ketegangan meningkat. Ridwan mengalami demam karena dehidrasi. Raka terpaksa membagi air yang mereka miliki. Dalam keputusasaannya, Ridwan mulai berpikir tentang hidupnya yang mungkin tidak akan lama lagi.

"Maafkan aku, Ridwan. Jika saja aku lebih berhati-hati...," ucap Raka, menyesal.

"Dengarkan, Raka. Ini bukan akhir. Kita akan pulang," Ridwan mencoba menenangkan, walau hatinya bergetar.

Setelah beberapa hari terombang-ambing, mereka melihat sekilas kapal di kejauhan. Dengan sisa tenaga, mereka berusaha melambai-lambaikan tangan, berteriak memanggil. Namun, kapal itu menjauh.

Raka hampir putus asa, tetapi Ridwan memegang tangan sahabatnya, "Kita tidak boleh menyerah."

Ketika harapan mulai pudar, tiba tiba ada sebuah perahu nelayan muncul, nelayan itu datang dari pantai.

Ridwan dan Raka berteriak sekeras mungkin. "Tolong!!!!" kata Ridwan dan Raka.

Nelayan itu pun melihat dari kejauhan dan menghampiri mereka.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya nelayan itu.

"Kami terjebak di sini Pak,  karena ada angin kencang dan ombak besar sampai kapal kecil kami tenggelam,” kata Ridwan.

Mereka diselamatkan oleh nelayan itu dan dibawa kembali ke pantai. Di sana, mereka disambut hangat oleh penduduk setempat karena mengetahui bahwa mereka terjebak di tengah laut. Ridwan dan Raka kembali ke rumah dengan banyak pelajaran. Mereka menyadari bahwa kehidupan itu rapuh, dan persahabatan adalah hal terpenting. Dengan penuh syukur, mereka berjanji untuk terus menjelajahi dunia bersama, namun kini dengan lebih hati-hati.

Di tepian pantai, mereka duduk berdua, memandangi laut yang tenang. Mereka tahu bahwa di balik setiap ombak, ada cerita yang menunggu untuk ditulis, dan bersama, mereka siap menghadapi apa pun yang datang.

 

TAMAT

 

 

Cerpen : Reyhan Juliansyah

Ilustrasi : Reyhan Juliansyah menggunakan Meta.AI

Editor : D. Rakhmad Effendi. SE

Cerpen ini dibuat sebagai tugas literasi untuk kelas IX

 

 


TENTANG PENULIS

Reyhan Juliansyah, seorang murid dari SMP BINA UTAMA Pontianak, saat ini sedang duduk di kelas IX. Mempunyai hobi bermain musik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMP BINA UTAMA PONTIANAK TAHUN AJARAN 2025-2026

Halo, brother ! jumpa lagi setelah mimin cukup lama tidak menyapa. kini ada info baru tentang penerimaan siswa baru di SMP Bina Utama Pontia...